Home / POLITIK / Tragedi Gantung Diri Petugas Kebersihan di Ambon: Tinggalkan Surat Perpisahan

Tragedi Gantung Diri Petugas Kebersihan di Ambon: Tinggalkan Surat Perpisahan

AMBON,iNews Utama.com – Sebuah insiden menggemparkan kota Ambon setelah Dani Setiawan (43 tahun), seorang petugas kebersihan di kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Maluku, ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung di pintu kamar mandi. Peristiwa ini terjadi pada Selasa (2/4), sekitar pukul 15.45 WIT di Jalan Rijali, Kelurahan Rijali, Kecamatan Sirimau.

Korban, yang berasal dari Jogjakarta dan tinggal di Ambon bersama keluarga angkatnya, Mince Noya, ditemukan mengenakan kemeja lengan pendek warna putih hitam, celana jeans biru dongker, dan sepatu hitam. Sebelum aksi tragisnya, Dani meninggalkan sepucuk surat yang ditujukan kepada orang tua angkatnya, mengungkapkan keputusasaannya dan permintaan terakhirnya.

Menurut Kasi Humas Polresta Ambon dan Pulau-pulau Lease, Ipda Janete Luhukay, penyelidikan awal menunjukkan bahwa Dani mungkin mengalami depresi, yang mendorongnya untuk mengakhiri hidup. “Korban juga sempat meninggalkan sepucuk surat untuk mama piara dan bapak piaranya. Dugaan korban depresi dan memilih akhiri gantung diri,” ungkap Janete.

Dalam surat tersebut, Dani meminta maaf kepada orang tua angkatnya dan menyatakan bahwa ia pergi untuk “menjemput pacar Dani di Sorga.” Dia juga meminta agar hutangnya sebesar 200 kepada Esyah dibayar dan pakaian-pakaiannya dibakar.

Kronologi kejadian bermula ketika Mince Noya, diberitahu oleh rekan kerja melalui telepon untuk mengecek keberadaan Dani, yang kemudian ditemukan dalam kondisi tragis di kamar mandi kantor. Pihak kepolisian yang tiba di tempat kejadian langsung mengamankan area dan memasang garis polisi. Mayat Dani kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara, Tantui Ambon, pada pukul 18.00 WIT.

Keluaraga angkat Dani, yang telah menganggapnya sebagai bagian dari keluarga, menolak dilakukannya otopsi dan membuat surat penolakan. Menurut Janete, “Korban sudah tiga tahun di Ambon dan tidak ada keluarga sama sekali di Ambon,” menambahkan kesedihan pada tragedi ini.(SLP)